4 Des 2012

Mempertanyakan ‘Independensi’ dan ‘Integritas’ Pers

By @TrioMacan2000
 
1. Eng ing eeng..pagi ini kita bahas ttg statement Mahfud MD, ketua MK yg juga capres terbaik 2014 ttg Pers sbg Pilar ke 4 Demokrasi RI

2. Mahfud MD dlm statementnya menyebutkan Pers sbg Pilar ke 4 Demokrasi sebagai ‘insitusi’ yg masih dapat dipercaya. Kami kurang sepakat

3. Sejak era reformasi, dipelopori oleh Presiden Habibie, kebebasan pers mulai dibuka lebar. SIUP Pers dicabut, breidel dihapus, pers bebas

4. Kebebasan pers memang selalu dianggap sbg salah satu prasyarat demokrasi dan perwujudan masyarakat madani. Tp bgmn dgn pers di Indonesia?

5. Pers di Indonesia skrg ini kebablasan, tdk bertanggungjawab, rawan suap, fitnah, agenda tersembunyi, pesanan, didikte pemilik modal dst



6. Mari kita kupas satu persatu perilaku buruk pers indonesia. Media cetak atau elektronik. Pertama : pers kita saat ini tdk profesional

7. Booming industri dan kebebasan pers tdk diikuti dgn tersedianya tenaga kerja pers atau wartawan yg profesional dan handal. Byk karbitan

8. Akibatnya mutu atau kualitas pemberitaan menurun, rendah, buruk. Mereka juga suka abaikan hukum dan kode etik jurnalistik

9. Ditingkat manajemen, industri pers jg mengalami kelangkaan manajer2 pers yg profesional. Pemred dan pimpinan prshn pers jg bnyk amburadul

10. Hancurnya sebuah perushaan media sama mudahnya dgn membuat atau mendirikan sebuah prshan media. Datang hilang silih berganti

11. Kedua : pers indonesia rawan suap. Mereka disuap utk kepentingan tertentu. suatu peristiwa / kasus s/d blow up kasus tertentu

12. Substasi atau materi berita yg dimuat pun bisa dipesan sesuai selera yg order. Ada uang ada berita. Ada uang aman perkara

13. Ketiga, ini yg paling parah, sekarang ini semakin sering terjadi Trial by press. Baik itu berdasarkan pesanan atau pun hny krn ikut2an

14. Media sebesar TEMPO atau KOMPAS pun sering melakukan ini. Terakhir TEMPO buat kesalahan fatal dgn Laporan Utama Kasus Hambalang. Geger !

15. Bayangkan saja, media sekaliber TEMPO bisa2 nya memuat berita yg diakui hasil investigasi ternyata hanya pesanan dari pihak tertentu !

16. Keempat, banyak media atau pers kita malas dan tdk mau lakukan cover both side. Mereka hny mengutip dari satu sumber tp tdk konfirmasi

17. Seharusnya sebagai media yg benar, jika ada informasi terkait dgn seseorang atau pihak yg diberitakan, media harus konfirmasi ke ybs

18. Selain malas, kadang2 media / pers juga lakukan tipuan. Tdk ada hubungi pihak terkait tapi mengaku pihak tsb tdk dapat dihubungi

19. Yang lebih parah lagi adalah media atau pers yg lakukan tindak pidana seperti yg dilakukan http://t.co/kf17MXA3 bbrp waktu yg lalu

20. Mereka tdk lakukan wawancara, malah buat berita fiktif dan menyeba informasi palsu. Motifnya? Terima orderan. Suap. Melacurkan diri

21. Dijaman demokrasi dan reformasi ini dimana kehidupan berpolitik rakyat sangat dinamis, pers sering jadi alat pihak2 tertentu

22. Pers dibayar mahal utk menjatuhkan seseorang. Tanpa perhatikan fakta2 hukum dan informasi yg benar, pers fitnah sana seseorang.

23. Anas Urbaningrum adalah salah satu korban dari fitnah pers yg dibayar mahal oleh pihak tertentu. Biaya utk opini sesat ini ratusan M

24. Sebaliknya ada jg org yg secara sistematis by design diorbitkan oleh pers. juga dibayar mahal. 1-3 milyar utk media cetak. TV lbh besar

25. Jokowi adalah salah satu tokoh yg oleh pers '’dibesarkan’ secara sistematis. Kontraknya sama media sampai 2014. Bukan jokowi yg bayar

26. Dalam pengamanan suatu kasus atau isu tertentu, pers juga dikendalikan oleh pemilik modal dan pihak penyuap. Pengalihan isu jg jd cara

27. Media2 dan pejabat2 tertentu banyak yg ‘suap’ media dan kendalikan berita dgn modus2 kerjasama. Pasang iklan dst

27. Itu sebabnya, korupsi2 raksasa seperti di pertamina, petral dan BUMN2 besar jarang dimuat media. Mereka tdk berani. Takut miskin hehe

28. Korporasi2 besar itu adalah nasabah atau pelanggan utama media dalam hal pemasukan iklan. Media takut banget sama mereka.

29. Lembaga2 pemerintah yg “cerdik” manfaatkan media mata duitan ini juga banyak. Mulai dari DPR, kementrian, pemprov, pemkab dst

30. Instansi2 seperti ini setiap tahun alokasikan anggaran yg sangat besar utk “suap” pers. dikemas dalam berbagai macam program kerjsama

31. Namun, tentu tdk semua media atau pers berbuat bejat sepeti itu, ada sau dua yg konsiten melawan atau bongkar kasus korupsi

32. Misalnya, seperti @waspadaonlie yg dipimpin oleh @aviantumengkol . Kami ketahui bgmn media, dirinya & para wartwannya membongkar kasus2

33. Akibatnya, para wartawannya pernah ditabrak, dirampok bahkan @aviantumengkol pun pernah ditodong pistol mau dibunuh oleh oknum bayaran

34. Itu semata2 hanya karena mereka ungkap kasus2 korupsi di sumut. Mulai dari gubsu yg sdh penjara s/d walikota medan yg akan masuk penjara

35. Memang ada perbedaan kualitas antara insan pers yg besar di Indonesia dgn di Luar negeri. Terutama terkait keberanian& integritasnya

36. Seperti @aviantumengkol itu misalnya, dia lama bertugas di AS dan wartawan pertama yg Guantanamo, penjara AS di kuba yg biadab itu

37. Atau mungkin juga sosok @ramadhanpohan1 yg juga lama di AS. Sayang ramadan kini bukan lagi wartawan, dia skrg politisi agta DPR

38. Jadi, dengan kualitas media dan insan2 media indonesia yg amburadul seperti skrg ini, kami masih kebenaran statement Mahfud MD

39. Memang tdk semua pers kita bobrok. Satu dua masih ada yg bagus, berintegritas. Bgmn media TV kita? Ampuun deh. Hancur. Parah !

40. TV one dan Metro TV misalnya, sdh kayak TV kampanye partai para pemilik atau kerjanya menghancurkan partai atau politisi rivalnya

41. Jadi, statement Mahfud MD ttg pers sbg pilar ke 4 demokrasi di RI itu barulah sebatas ide& tujuan. Bukan potret objektif pers Indonesia

42. Pers RI masih jauuuh dari harapan kita. Belum profesional dan bertanggungjawab. Belum jd agregasi dan artikulasi amanat derita rakyat

43. Pers kita saat ini masih masih berjuang cari jati dirinya ditengah2 tuntutan kebutuhan uang, bisnis dan politik.

44. Ibarat manusia, pers indonesia ini masih belum sinkron antara otak, hati dan kelakuannya. Masih perlu banyak belajar dan mawas diri

45. Jadi Quo Vadis Press RI ? Banyak persimpangan jalan : ke surga, ke neraka atau tdk kemana2 hehe. Sekian duluan aah..trims. MERDEKA !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar